MAKALAH
ESTETIKA
“GOLDEN SECTION SEBAGAI PARAMETER NILAI
ESTETIS”
Dosen Pengampu : Drs. Murtoyo
Di Buat
Oleh :
Nama : Nur Isnawati
NIM : 17203198/p
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
PERGURUAN TINGGI ASIA MALANG
2017/2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
1.2
RUMUSAN MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Golden Section
B.
Hubungan Golden Section dengan Deret Fibonacci
C.
Hubungan Golden Section dengan Bidang Design
D. Mafaat Golden
Section Dalam Design
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
B.
SARAN
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam matakuliah Estetika Pada bab “GOLDEN SECTION SEBAGAI PARAMETER NILAI ESTETIS.”
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Malang, 28 Januari 2018
Nur Isnawati
|
1.2 RUMUSAN MASALAH
A. Apa pengertian Golden Section dan Sacred Geometry?
B. Apa hubungan Golden Section dengan
Deret Fibonacci?
C. Apa Hubungan Golden Section dengan
Bidang Design?
D. Apa saja manfaat metode Golden
Section?
E. Apa Pengertian Nilai Dalam
Estetis?
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Golden Section dan Sacred Geometry
Golden ratio atau Golden
Section, yang secara harfiah
diterjemahkan sebagai “rasio emas” (emas di sini maksudnya seperti emas dalam
“kesempatan emas”), merupakan sebuah angka yang sangat spesial dalam
matematika. Golden ratio adalah bilangan irasional yang
nilainya mendekati 1,618. Golden ratio biasanya disimbolkan
dengan huruf Yunani φ. Angka ini sering muncul dalam konsep
geometri, seni, arsitektur, hingga struktur makhluk hidup.
Sacred Geometry adalah sebuah
pattern yang melahirkan gesture atau pose-pose Yoga dengan memikirkan
harmonisasi dan proporsi anatomi tubuh. Contohnya yoga, Sehingga dengan adanya patternyang terbentuk lalu ditransformasikan menjadi
pose Yoga dapat menarik kedua bagian otak (kanan-kiri) untuk mengalami proses
harmonisasi- keseimbangan diripun terlahirkan dengan adanya basic pose
ini.
Dalam
bidang fotografi juga terdapat Golden Section, dan pengertiannya hampir sama
dengan pengertian diatas, hanya sedikit berbeda yaitu sebuah panduan komposisi yang
didasarkan pada perhitungan matematika yang unik. Panduan komposisi ini pertama
kali didokumentasikan oleh seniman yunani kuno dan sampai saat ini masih
digunakan meskipun popularitasnya agak tertutupi oleh panduan komposisi rule of
third. Prinsipnya panduan kompoisi ini hampir sama dengan rule of third namun
titik interesnya lebih sempit sekitar 5% kearah tengah. Pada teorinya golden
mean ini bisa digunakan pada semua scene foto, tapi pada prakteknya lebih mudah
diaplikasikan pada foto portrait formal/klasik. Pada scene lain lebih mudah
menggunakan komposisi rule of third.
B.
Hubungan
Golden Section dengan Deret Fibonacci
Deret Fibonacci ditemukan
oleh Leonardi Pisano atau lebih dikenal dengan sebutan Leonardo Fibonacci
(diturunkan dari Filius Bonaccio atau anak dari Bonaccio, sebutan bagi ayahnya
yang bernama asli Guglielmo), pada abad 12 di Italia. Pada dasarnya deret
fibonacci merupakan barisan bilangan sederhana dimulai dari 0 dan 1 dan suku
berikutnya merupakan jumlah dua bilangan sebelumnya.
Deret Fibonacci sangat dekat
hubungannya dengan golden ratio. Golden ratio sendiri adalah sebuah konsep
desain yang mencoba menciptakan keindahan visual dalam seni, arsitektur,
desain, tubuh manusia, dan sebagainya melalui sebuah hitungan.
Dengan aturan ini,
maka barisan bilangan Fibonaccci yang pertama adalah: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13,
21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, 4181, 6765, 10946...
C.
Hubungan Golden
Section dengan Bidang Design
Mendesain Logo dengan Golden Ratio.
Tanpa kita sadari ternyata beberapa logo perusahaan maupun produk
internasional ini didesain dengan menerapkan golden ratio, antaranya adalah: Logo Apple
Masih banyak logo-logo
seperti Logo Pepsi, Logo Toyota, Logo National Geographic ataupun desain yang
menggunakan golden ratio, tapi bukan berarti suatu keharusan untuk membuat
desain menggunakan ini, memang lebih baik jika menggunakan unsur golden ratio.
D. Mafaat Golden Section Dalam Design
Proporsi dan komposisi adalah
faktor yang penting dalam membuat suatu Desain. Baik dalam arsitektur dan seni
murni, Golden Ratio dinyatakan sebagai acuan yang utama dalam membuat sebuah
rancangan.
E. Pengertian Nilai Dalam Estetis
Nilai adalah ukuran
derajat tinggi-rendah atau kadar yang dapat diperhatikan, diteliti atau
dihayati dalam berbagai objek yang bersifat fisik maupun abstrak. Nilai
seni dan nilai estetis sangat sulit dibedakan dan dipisahkan, karena keduanya
menyangkut psikologi seni dan filsafat seni, dan ada di dalam "dunia"
yang sama yakni di dalam karya seni.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Golden
ratio atau Golden Section, yang secara harfiah diterjemahkan sebagai “rasio emas” (emas di sini
maksudnya seperti emas dalam “kesempatan emas”), merupakan sebuah angka yang
sangat spesial dalam matematika.
Golden ratio sendiri
adalah sebuah konsep desain yang mencoba menciptakan keindahan visual dalam
seni, arsitektur, desain, tubuh manusia, dan sebagainya melalui sebuah
hitungan.
suatu keharusan untuk membuat
desain menggunakan ini, memang lebih baik jika menggunakan unsur golden ratio.
B.
SARAN
Meskipun
penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk
perbaikan ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar